Liputan6com, Jakarta Jenis puisi modern sangat beragam. Puisi adalah salah satu bentuk dari karya sastra yang memakai rangkaian kata bermakna dan indah. Puisi juga dapat menjadi bentuk ekspresi dan ungkapan hati dari sang penulis yang ditulisnya secara bebas, namun tetap mengandung ciri khas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI,
PuisiSunday, July 27, 2008. Fitnah. Tuhan, Engkau tahu itu bukan aku Saat malam t’lah datang Lampu dimatikan dan kegelapan mencekam Tak henti-hentinya aku berdoa “Tuhan, peluklah aku hingga ku tertidur” “Tuhan, jangan biarkan iblis masuk rumah ini”
Malamini hitam Kelam. Langit aku cukur saja. Agar sulur bercahaya. Dan doa-doaku terharapkan. Gubuk Sastra | 2015. Author; Recent Posts Kini masih tercatat sebagai Siswa kelas VIII SMPN 6. Menulis puisi sejak di bangku kelas III Sekolah Dasar. Puisi-puisinya telah dimuat di laman: Medan Bisnis, Metro Riau, Buletin Jejak, Xpresi Riau
Nah coba deh kamu baca 10 puisi Sapardi Djoko Damono di bawah ini, pasti kamu bakal ‘klepek-klepek’. 1. Pada Suatu Hari Nanti. pada suatu hari nanti. jasadku tak akan ada lagi. tapi dalam bait-bait sajak ini. kau takkan kurelakan
Malamini Semoga malam yang indah ini Selalu bisa kulihat Dan semoga tuhan mengabulkan doaku Selamat malam Sepi Rindu Menyepi menjadi hati yang kaku Selamat malam Untuk engkau yang ada di sana. Mencumbu Hitam Mencumbu hitam Hingga bibir kuning membeku Menghancurkan rasa yang menyesakkan hati Terasa sakit di sini di akar hati
puisicinta Rabu, 19 Juni 2019. puisi jangan bilang kamu rindu. MALAM INI KULEPAS KAU PERGI. Karya: Norman adi satria. Dari kantong matamu aku sangat tahu . Keputusanmu ini sangatt berat . Entah sudah berapa lama kau habiskan. Tuhan menghadirkan perwujudan doaku di wajahmu. Jangan Tanya apa isi doanya. Lihat saja bagaimana aku
HujanJanuari tidak akan pernah tahu Pengorbanan yang dibungkam Oleh seorang perempuan yang malu-malu Yang ingin mendekat tapi tak ingin merusak
PuisiRamadhan - Segala puji bagi Allah yang menjadikan bulan Ramadhan lebih baik dari pada bulan-bulan lainnya dengan menurunkan al-Qur'an dan mewajibkan puasa bagi kaum muslimin sebagai salah satu pondasi Islam. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan penuh ampunan, sepanjang bulan ini pemeluk agama Islam melakukan serangkaian aktivitas
Dalamdoaku sore ini kau menjelma seekor burung. gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu. bunga jambu, yang tiba tiba gelisah dan. terbang lalu hinggap di dahan mangga itu. Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang. turun sangat perlahan dari nun disana, bersijingkat
YaAllah, limpahkanlah malam-malam barakah kepada hamba-hamba-Mu ini. Malam dimana hamba-Mu senantiasa bersujud kepada-Mu, malam dimana hamba-Mu dengan khusyu’ menghadap-Mu dengan penuh linangan air mata berharap ampunan dan ridho-Mu, sementara banyak hamba-hamba-Mu yang lain sedang terbuai mimpi dalam tidur mereka. Amin.
4Xop1. Sapardi Djoko Damono Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku Aku mencintaimu. Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu
Dalam Doaku dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan pohon mangga itu maghrib ini di dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat pelahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan kecil itu, menyusup di celah-celah jendela dan pintu, dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu 1989 analisis yang terinspirasi dari kamu sejukku. Kau selalu didalam doaku Bela Yusti Suryani K-PBSI 2012 Universitas negeri Yogyakarta Unsur Leksikal dalam puisi “Dalam Doaku” Pilihan kata yang terdapat dalam puisi “Dalam Doaku” karya Sapardi Djoko Damaono meliputi Kata-kata yang digunakan sebagian besar merupakan kata-kata yang sederhana dan sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga jika dilihat kata per kata kita mengerti maknanya. Hanya ada beberapa kata saja yang sulit atau jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam puisi ini yaitu penggunaan kata muskil, mendesau, nun, bersijingkat, dan bersitahan. Sapardi lebih memilih kata muskil untuk menunjukkan sesuatu yang sukar, sulit, maupun pelik; Menurut KBBI offline desau berarti suara dedaunan yang tertimpa gerimis atau memilih kata mendesau untuk menggambarkan suara yang angin yang berhembus perlahan namun memiliki suara seperti dedaunan yang tertimpa hujan. Nun digunakan untuk menunjuk pada sesuatu yang jauh disana dan digunakan oleh Sapardi untuk menunjuk dan mempertegas pada hal yang benar-benar jauh darinya. Kata itu terdapat pada baris “Kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun disana”. Kata bersijingkat tidak ada dalam KBBI. Yang ada adalah berjingkat’ dengan kata dasar jingkat’ yang berarti berjalan dengan ujung jari kaki. Akan tetapi disini Sapardi memberikan sisipan si’ didalamnya untuk memberikan efek estetis pada bunyi yang akan dihasilkan kata tersebut. Bersitahan sama halnya dengan bersijingkat, yang ada dalam kamus adalah bertahan’ dengan kata dasar tahan yang berarti tetap pada tempatnya atau tidak beranjak. Oleh Sapardi kata ini juga diberi sisipan si’ dengan maksud memperindah bunyi. Dalam puisi ini Sapardi menggunakan kata-kata yang menggambarkan waktu dan hadir hampir disemua baitnya. Kata-kata tersebut adalah subuh, sore, maghrib, dan malam. Sedangkan untuk siang Sapardi tidak langsung menunjuknya dengan kata siang melainkan melalui sebuah baris yang berbunyi ketika matahari mengambang tenang diatas kepala’. Kalimat tersebut merujuk pada waktu matahari sedang tepat diatas kepala kita dan itu adalah siang hari. Selain itu banyak dipakai kata-kata yang berkaitan dengan alam dan kata-kata yang memberikan efek meditasi atau efek perenungan seperti langit, cahaya, malam, matahari, angin, gerimis, Kata-kata benda sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari suara-suara, bulu bunga jambu, pucuk-pucuk cemara, ranting, pohin mangga, jendela, pintu, pipi, bibir, rambut, dahi, bulu-bulu mataku Kata-kata berefek meditasi, perenungan, maupun sakral dalam doaku, bening, hening, hijau, mendesau, muskil, burung gereja, gelisah, menjelma, denyut jantung, rasa sakit, No Jenis Kata Contoh Jumlah Kata Prosentase 1 Kata Benda Doaku, ranting, angin 54 33,33% 2 Kata Kerja Menjelma, bersijingkat 29 17,90% 3 Kata Sifat Gelisah, muskil 9 5,55% 4 Kata bilangan Seekor, pertama 2 1,23% 5 Kata tugas Yang, di, kepada 40 24,7% 6 Kata Ganti Ini, itu, kau, aku, 15 9,25% 7 Kata Keterangan Tiba-tiba, sangat, entah 13 8,02% jumlah 162 100% Rima Asonansi pengulangan vokal Secara umum asonansi yang ada menunjukkan banyaknya pengulangan bunyi vokal a’. Di bait pertama dan kedua, 80% vokal yang dipakai adalah a’ pada akhir kata, baru diikuti bunyi vokal u’ dan i’. Dibait-bait selanjutnya prosentase bunyi vokal a’, i’, dan u’ berimbang dan acak sehingga asonansi menunjukkan ketidak teraturannya. Dari keenam bait puisi ini, lima bait didominasi bunyi vokal a’ sedangkan bait terakhir atau bait keenam yang lebih dominan bunyinya adalah vokal u’. Aliterasi pengulangan konsonan Mayoritas konsonan yang diulang adalah konsonan d, k, m, n, y yang menimbulkan efek penegasan. Kata atau kalimat dalam puisi ini yang menggambarkan keseluruhan isi puisi adalah bait terakhir dari puisi ini yang berbunyi aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu Dalam bait diatas kalimat aku mencintaimu’ merupakan kesimpulan perasaan penyair dari sanjungan-sanjungannya pada apa atau siapa yang disebut kau’ oleh penyair. Sanjungan-sanjungan itu dicerminkan dalam segala hal yang jernih, yang sejuk, yang indah, yang manja atau manis, dan yang kuat di kelima bait diatasnya. Kalimat itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan kesalamatanmu’. Penyair mengatakan tak pernah selesai karena di lima bait diatas dikatakan dari subuh, siang, sore, magrib, hingga malam dan nanti akan kembali ke pagi atau subuh lagi dalam setiap doa-doa si penyair selalu ada doa untuk yang ia sebut kau’ atau mu’ yang merujuk pada orang yang dicintainya. Dan doa yang selalu dipanjatkan untuk orang yang dicintainya dalam doa-doa si penyair adalah doa keselamatan. Unsur Grammatikal Secara kompleksitas kalimat, puisi Dalam Doaku’ ini mempunyai stuktur kalimat yang panjang, kompleks, serta selalu didahului dengan klausa keterangan waktu. Struktur kalimat yang panjang dan kompleks diperlihatkan oleh tiap bait yang merupakan satu rangkaian kalimat yang terdiri antara tiga hingga empat klausa panjang yang merupakan kalimat majemuk bertingkat. Selain itu setiap bait awal kalimat selalu didahului keterangan waktu dan kemudian baru diikuti subjek. Contoh pada bait pertama dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman keterangan S P O tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Bait tersebut terdiri dari kalimat majemuk bertingkat dimana didalam objek kalimat induk terdapat tiga klausa objek. Selain itu keterkaitan antarkalimat yang dalam konteks puisi ini juga bisa dikatakan antarbait adalah dalam setiap kalimat induk terdapat keterangan dalam doaku dengan berbagai variasainya serta tiap bait menggambarkan alur rangkaian waktu melalui diksi yang dipilih yaitu subuh, ketika matahari mengambang tenang di atas kepala siang hari, sore, maghrib, serta malam. Jenis kalimat yang ada sebagian besar adalah kalimat mayor karena memiliki inti atau pusat kalimat dua atau lebih. Dalam puisi ini justru tidak ditemui kalimat-kalimat minor yang biasanya terdapat dalam puisi kebanyakan. Selain itu mayoritas adalah kalimat aktif yang ditunjukkan oleh kata kerja-kata kerja berawalan me-. Sarana retoris Sebagian besar permajasan yang ada adalah majas Alegori. Alegori adalah suatu majas untuk menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan, atau penggambaran. Yang dilukiskan dalam puisi ini adalah sosok kau’ yang dicintai oleh si penyair, dimana sosok tersebut menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara’ atau menjelma angin yang turun sangat pelahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan kecil itu, menyusup di celah-celah jendela dan pintu, dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku’. Majas ini ada dibait pertama hingga ke lima. Majas sintesa ungkapan rasa suatu indra yang diungkapkan dengan indra lain menerima cahaya pertama è seharusnya indra penglihatan menerima suara-suara è seharusnya indra pendengaran Majas Depersonifikasi menjadikan persona sebagai benda tak bernyawa dan Personifikasi Perilaku manusia yang diterapkan bukan pada manusia kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun disana, bersisjingkat di jalan kecil itu, menyusup diselah-selah jendela dan pintu, dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku Majas repetisi diungkapkan dalam frasa dalam doaku’ yang selalu muncul ditiap bait. Majas Pleonasme menyatakan suatu hal dua kali agar lebih jelas, tetapi yang pertama adalah penyimpul kedua terdapat dalam bait terkhir yaitu aku mencintaimu itu sebabnya kau takkan pernah selesai mendoakan kes’lamatanmu’. Citraan penglihatan menjelma Citraan pendengaran mendesau, bernyanyi Citraan taktil oleh indra peraba menyentuh-nyentuhkan, bersitahan Citraan gerak menerima, memejamkan, mengambang, mengibas-ngibaskan, hinggap, menggugurkan, turun,bersijingkat, menyusup, Repetisi yang dilakukan dalam tiap bait yaitu frasa dalam doaku’, kata menjelma, kata yang, kata ini, kata kau dalam tiap bait puisi ini.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Aku meminta padaMuagar aku terhindar dari cemas, kekhawatiran dan meminta padaMuuntuk terjauh dari kelemahandan sikap meminta padaMuagar terpelihara dari sikap pengecut, rendah diri, dan kikir. Aku meminta PadaMuagar terhindar dari lilitan hutangdan dominasi para pengganggu Lihat Puisi Selengkapnya